Hujan besar ditempat tinggal gw pekan lalu membuat gw memutuskan untuk menghabiskan akhir pekan di rumah. Memanfaatkan waktu luang yang ada, ya itung-itung istirahatin badan lah, gw pun iseng ngintip rak buku yang ada di kamar gw. udah lama rak itu ga kesentuh, yaa meskipun bagian atasnya selalu dibersihkan dari debu, tapi buku-buku yang ada di bawahnya seperti diam membisu, menyimpan cerita. Jemari tangan gw pun gatel pengen ngeliat lagi jejeran buku yang ada di situ, dan tiba-tiba hati kecil gw tersenyum saat menemukan tumpukan bekas tugas-tugas kuliah dulu, mulai dari penulisan ilmiah atau makalah-makalah, print-an laporan akhir dan segala macem jenisnya deh..
Kertas-kertas itu juga saksi perjalanan hidup gw. otak gw lagi-lagi memainkan kenangan lama, melesat mundur ke beberapa tahun silam, ketika gw ngerasain titik kehancuran dalam hidup. Bagi yang udah menapak usia lebih dari seperempat abad, mungkin fase kehancuran diri itu juga pernah lu rasain. Sebagian orang dan psikolog mengenal krisis itu dengan sebutan quarter life crisis. Dalam konsep sederhana, sebut saja itu fase krisis di saat seseorang mencari jati diri yang sesungguhnya. gw ingat bener, di kala krisis itu menerpa, pikiran gw gamang, gelisah, dan gak tentu arah.
Rupanya hal itu bukan gw aja yang ngalamin. Dalam suatu perbincangan di rumah kawan beberapa tahun silam, seorang kawan gw bahkan sempet bilang bunuh diri adalah pilihan paling tepat saat itu. Untungnya dia melontarkan ucapan konyol itu sambil tertawa, dan kini gw mengenalnya sebagai salah satu penerus usaha keluarganya.
"Gw enggak tau mau ngapain sekarang. Gw bingung, bokap gw udah sakit-sakitan, sementara kakak gw yang paling tua udah enggak mungkin diharapin. Dia jauh lebih ancur dari gw dan nyokap gw maksa gw untuk nerusin apa yang bokap gw udah jalanin nantinya. Enggak ada yang bisa ngerti posisi gw sekarang. Mungkin lu liat keluarga gw punya semuanya, tapi hidup gw kosong. gw enggak tau harus ambil keputusan apa. Bahkan kalau gw mati sekarang juga kayaknya enggak bakal ada yang nangisin gw. This is the lowest point in my life dan enggak ada yang bisa nolongin gw."
obrolan tadi begitu melekat dalam memori gw sampe saat ini. Bahkan sampe sekarang, kalo ketemu kawan gw itu, gw masih suka ngetawain obrolan masa lalu tadi. Meskipun ayahnya emang udah wafat dua tahun lalu, tapi kini gw melihat sosok pria yang begitu bijak dan matang di dirinya. Wajah murung anak orang kaya yang merasa gak punya apa-apa dan gak sadar akan segala keberuntungannya seolah sirna dari raut mukanya. Ia pun menyadari, quarter life crisis adalah kunci bagi dirinya untuk menemukan bekal hidup di masa depan.
PERSIAPAN AJA BRO
Quarter life crisis gak bakal datang layaknya ujian semester yang sudah terjadwal jelas di pengumuman. Datangnya begitu lembut dan lu pun gak akan menyadari jika krisis itu mulai menampar diri. Tanpa perlu harus bersikap paranoid, gejala yang akan dirasakan ketika quarter life crisis tiba adalah perasaan murung dan mendadak lu seperti hilang arah. Jangan panik, kalo lu merasa hidup betul-betul hancur, nikmati kehancuran itu. Keluarkan semua kegelisahan, jangan dipendam. Justru dengan memendam perasaan, otak akan semakin kalut dan sulit berpikir.
SEBAGAI PENEMPA DIRI
Gw percaya kalo setiap manusia dianugerahi satu karunia yang disebut nurani. Dalam melewati fase quarter life crisis, gak jarang keputusan mengakhiri hidup atau menyakiti diri sendiri akan bikin orang lain memberi perhatian ke diri lu. Sayangnya, gak sama sekali. Di sinilah orang di sekitar (terutama orang tua) ingin ngeliat sejauh mana ketahanan diri yang lu miliki untuk ngelewatin itu semua. Jangan kecewakan mereka dengan membuat drama konyol seperti memotong urat nadi, menenggak racun serangga, atau overdosis akibat narkoba. Sangat konyol bagi gw, Itu artinya lu kalah, dan maaf, lu gak lulus pada ujian quarter life crisis. :D
Quote:
Kejadian yang luar biasa hanya terjadi pada orang-orang luar biasa” (Reepicheep – The Chronicles of Narnia)
CARI SOLUSI DARI DIRI SENDIRI
Sekali lagi, lu gak bakal nemuin solusi buat menghadapi quarter life crisis di Google. Pengertian apa itu quarter life crisis sih emang ada, tapi apa yang dialami setiap orang tentu berbeda. gak usah khawatir, biarin naluri lu yang bekerja untuk ngebantu nemuin solusinya. pas gw diterpa badai quarter life crisis, naluri gw rasanya menuntun diri mencari hal lain yang selama ini gw lupakan. Entah dorongan dari mana, gw jadi lebih mudah berbagi keorang-orang yang emang butuh bantuan, contoh kecilnya sedekah gitu aja. atau diajak temen pelesiran ke daerah terpencil yang menyimpan pemandangan alam menakjubkan. Sampe kemudian gw menemukan satu titik terang, keberuntungan setiap orang itu berbeda. Masalah gw dalam krisis itu cuma satu, gw lupa apa artinya bersyukur. OH MY ALLAH..
BERBAGILAH DALAM HAL POSITIF
Daripada sibuk membagi penderitaan lu ke orang lain, kenapa gak coba untuk berbagi kebahagiaan sama yang lain? Cobalah. gw yakin bagian ini mungkin terdengar omong kosong buat lu. Tapi dari yang gw alamin, rupanya teman-teman muak dengan kegalauan gw yang terbilang kelamaan. lu gak perlu menjadi malaikat dadakan yang menyumbang ke sana-sini.oh iya, jadi inget waktu itu anak-anak sekelas dikampus ada uang sisa dari liburan semesteran. uangnya bisa dibilang lumayan lah, temen-temen pada bingung mau diapakan uang itu. lalu gw ada usul yang gw sampein ke ketua kelas gw untuk disumbangin aja ke panti atau apalah yang lebih membutuhkan. itung-itung amal mendekati kelulusan supaya dilancarkan gitu. Alhamdulillah anak-anak pada setuju dan akhirnya disumbangin ke panti dideket-deket kampus. THANKS YA TEMAN-TEMAN :) I LOVE YOU..
OPTIMIS ADALAH KUNCI
Semua yang ada di alam semesta ini berjalan dalam satu ketetapan yang sudah digariskan. Ibu Kartini pun membuat buku Habis Gelap Terbitlah Terang bukan tanpa alasan. Masih belum yakin? Lihatlah inspirasi yang lu saksikan setiap hari, setelah malam datanglah pagi. Hal yang sama juga akan terjadi dalam hidup lu, quarter life crisis hanyalah sepenggalan gelap yang akan berujung pada masa depan yang lebih cerah. gw menuliskan ini bukan untuk bersikap sok tahu layaknya motivator di televisi, tapi ini pengalaman pribadi yang terus gw genggam hingga akhir hayat nanti. Soal masalah apalagi yang akan gw temui nanti, setidaknya gw udah punya pegangan jati diri yang pasti berguna untuk melalui masa kelam di kemudian hari.
0 comments:
Post a Comment