:::: MENU ::::
  • Jikalau Dunia Terus Menempamu, Tampanlah!

  • Knowledge Speaks, But Wisdom Listen.

  • The More I See, The Less I Know.



Tak seperti biasanya
Malam minggu ini aku tak banyak menghabiskan waktu diluar rumah
Diwarung kopi langganan pun sekedar melamun dan bergitar
Ku lihat jarum jam pun sudah ereksi ke arah jam 9

Ahh aku bosan sekali disini
Entah iblis apa yang sedang memelukku
Malam yang biasa aku gauli kini terasa memuakan
Persetan! kusapu langkah demi sampai rumah kembali

Mengapa jiwaku seperti kosong
Layaknya kehilangan sesuatu yang belum kumiliki
Tapi apa itu, aku tak paham
Mungkin ada yang salah dengan cara tidurku semalam

beruntung tamparan angin dari jendela kamar ini sedikit memanjakan
Tapi tekanan dari kepala juga cukup memberatkan
Aku terus berpikir, ada apa ini?
Dan jawaban dari soal ini pun tak pernah aku temukan



Cileungsi, 2014







Hujan besar ditempat tinggal gw pekan lalu membuat gw memutuskan untuk menghabiskan akhir pekan di rumah. Memanfaatkan waktu luang yang ada, ya itung-itung istirahatin badan lah, gw pun iseng ngintip rak buku yang ada di kamar gw. udah lama rak itu ga kesentuh, yaa meskipun bagian atasnya selalu dibersihkan dari debu, tapi buku-buku yang ada di bawahnya seperti diam membisu, menyimpan cerita. Jemari tangan gw pun gatel pengen ngeliat lagi jejeran buku yang ada di situ, dan tiba-tiba hati kecil gw tersenyum saat menemukan tumpukan bekas tugas-tugas kuliah dulu, mulai dari penulisan ilmiah atau makalah-makalah, print-an laporan akhir dan segala macem jenisnya deh..

Jaga tanganmu tetap mengepal pemberontakan
Jaga lisanmu atas jawaban lelecon mereka
Jaga tatapmu jangan sampai tersapu tipu
Jaga keindahanmu yang digempur tanpa tempur

Awas! mereka berbalik disemak pejabat
Awas! mereka dapat berlindung dibias sahabat
Awas! mereka datang ketika saat terlemah
Awas! mereka menjinakan lalu memuntahkan

Yang selalu bisa mengindahkan
Seakan mengangkat lalu dikubur
Yang terpikat musuh tak bersekat
Mereka lawan kita, Habisi!

Injak mereka ketika tertawa
Seperti senyummu yang mati terluka
Jangan takut akan dosa!
Ketika kita coba bunuh pendosa


Cileungsi, Mei 2014








Diantara derasnya lantunan Dying Fetus
Aku mencoba mendinginkan kepala
Lama kupendam emosi secara vertikal
Terus memekakan telinga mendengung brutal

Mau Balik Ke Atas Gan? Males Scroll? Klik ini