:::: MENU ::::
  • Jikalau Dunia Terus Menempamu, Tampanlah!

  • Knowledge Speaks, But Wisdom Listen.

  • The More I See, The Less I Know.


Wahai pemuda sadarlah dimana engkau berdiri
Apakah ini yang disebut negara kuat
Ketika yang melemahkan tetap kau lahap
Anyir liur trend pun kau santap nikmat

Rusaklah mentalnya 
Robohlah jati dirinya
Matilah pemudanya
Hinalah tingkahnya

Ketika semua yang berbuah barat
Kau timbun yang berbau timur
Seperti kepala tanpa otak
Dan pantat tanpa Dubur

Tak lagi kulihat ereksi akan anti kapitalis
Tak lagi kulihat ereksi akan Pemberontakan
Semua cuma mengangguk
Bagai tuan diperbudak anjingnya

Untuk yang memakai topeng rakyat
Untuk yang Mengatasanamakan Nusantara
TIDAK ADA! Yang ada Hanya media penjilat
TIDAK ADA! Yang ada hanya gelagat Banci

 Andai aku diberi kekuatan
Akan kuhidupkan semua pahlawan
Biar mereka terpingkal geli
Menertawai negeri sendiri

Menggorok atau tergorok!

Cileungsi, Mei 2014





Apakah kita goyah akan ketidaksetaraan
Apakah kita membenci salam mentari pagi
Cobalah bernafas untuk hari yang tampan
Garang membabi buta dibumi tragedi

Kawan, jagalah aku ketika mulai terlupa
Tamparlah aku jika ku mulai angkuh
biar kubingkis semua tawa
Sehangat kopi yang telah berlabuh

Berbahagialah untuk merdeka
Walau Sedikit yang kau Rasa
Tengoklah kita masih hidup
Walau tua tetap kau hirup

Cileungsi, Mei 2014









Aku gelap 
Dalam cahaya lilin yang kau nyalakan
Aku gelap
Diantara Pelukan yang membosankan

Aku sunyi
Tertunduk dikepal ramai kota
Aku sunyi
Bersujud fasih didua kata

Aku gusar
Ketika malam tak lagi bicara
Aku gusar
Ketika kekasih melucuti celana

Dan aku diam
Disuguhkan hal yang sama
Dan aku diam
Saat aku banyak bicara

Cileungsi, Mei 2014



Menua sudah tubuh ini
Tak akan meninggi seperti Jati
Aku rakyat rumput cuma peduli
Jangan halangi matahari menyinari

Hujan tak lagi memihak kami
Setelah sang jati tumbuh menjadi
Kami hanya rakyat buangan
Yang terkekang ulah Pendatang

Aku Rakyat rumput mengabdi
Untuk hidup dan mati ditanah kami
Kami, mayoritas yang tertindas
Hukum hanya dongeng yang berbatas

Kami terpaksa untuk mencuri
Perihal air yang menjadi hak kami
Kami terpaksa menjarah
Perihal tanah yang mencengkram akar kami

Jati, jadikan kami prioritas di tanah ini
Jangan jadikan air sebagai alat tirani
Apa alam belum terlalu adil untuk tumbuhmu
Jati, maafkan jika suatu saat kami membunuhmu

Cileungsi, Mei 2014






Mau Balik Ke Atas Gan? Males Scroll? Klik ini